First

Thursday, November 1, 2018

Laporan Pemeriksaan Ternak Sapi



I.                   PENDAHULUAN
Kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penolakan penyakit, medik reproduksi, medik konservasi, obat hewan dan peralatan kesehatan hewan serta keamanan pakan.
Usaha di bidang kesehatan hewan adalah kegiatan yang menghasilkan suatu produk dan jasayang menunjang upaya dalam mewujudkan kesehatan hewan. Salah satu langkah awal dalam kegiatan kesehatan hewan adalah pemeriksaan tubuh hewan/ternak.
Kegiatan pemeriksaan tubuh ternak merupakan salah satu metode yang dihunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosa keadaan suatu ternak apakah ternak tersebut sehat atau sakit. Hasil diagnosa dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemberian tindakan lebih lanjut terhadap ternak tersebut. Beberapa parameter pemeriksaan yang umum dilakukan pada ternak antara lain: respirasi,  pulsus dan temperatur (suhu) tubuh ternak.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang semester VII dalam hal kesehatan ternak, maka dilakukan praktik pemeriksaan tubuh ternak yang dilaksanakan di Laboratorium Ternak Besar Polbangtan Yogyakarta-Magelang.



II.                TINJAUAN PUSTAKA
Status faali yang meliputi respirasi, pulsus, dan temperatur rektal merupakan suatu parameter yang digunakan untuk mengetahui kondisi atau keadaan kesehatan suatu ternak yang dapat dilakukan dengan percobaan langsung. Kondisi status faali ternak merupakan indikasi dari kesehatan dan adaptasi ternak terhadap lingkungannya. Ternak akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya, apabila lingkungan dengan suhu dan kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan stress (cekaman) karena sistem pengaturan panas tubuh dengan lingkungannya menjadi tidak seimbang. Ternak domba termasuk hewan homoitherm yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap stabil, sehingga terjadi keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan panas yang dikeluarkan kesekelilingnya (Schmidt,1997).
A.      Respirasi
Respirasi adalah proses kimia dan fisika dalam organisme menyangkut pertukaran gas dengan lingkungannya. Gas yang dikeluarkan prinsipnya antara oksigen dari udara dan karbon dioksida dari tubuh ke udara sekitarnya. Oksigen dari udara dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme oksidatif, sedangkan karbondioksida merupakan produk akhir yang harus dikeluarkan. Bertahan hidup individu hanya terjadi bila dalam jaringan tubuh konsentrasi kedua gas tersebut ada dalam konsentrasi dan keseimbangan yang tepat (Andriyani et al., 2010). Sistem respirasi memiliki fungsi untuk memasok O2 kedalam tubuh serta membuang CO2 dari dalam tubuh. Respirasi dibedakan menjadi dua yaitu respirasi internal dan eksternal. Respirasi internal adalah proses pengeluaran O2 oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa metabolisme berupa CO2. Respirasi eksternal sama dengan benafas (Isnaeni, 2006).
Kendali persyaratan pada pernapasan ada dua mekanisme yaitu pernapasan volunter dan pernapasan otomatis (Ganong, 2003). Faktor yang mempengaruhi pernapasan yaitu aktivitas tubuh, emosi, rasa sakit dan takut, impuls aferen dan pengendalian secara sadar (Gabriel, 1996). Kisaran normal respirasi beberapa hewan ternak dapat diamati pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Kisaran respirasi normal pada ternak
Spesies
Kisaran Respirasi (kali per menit)
Sapi
24-42
Kambing
26-54
Domba
25-37
Kelinci
18-23
Sumber: Frandson, 1996
B.       Pulsus
Pulsus Sistem sirkulasi atau sistem kardiovaskuler, pada hakikatnya mempelajari bagaimana darah didistribusikan dan organ-organ yang berperan. Sistem sirkulatori atau dikenal dengan sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung, arteri, vena, dan pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah kapiler ialah arteriol dan venula yang semuanya merupakan sistem pembuluh tertutup (Adriani et al., 2010). Jantung adalah organ pemompa darah keseluruh tubuh yang memiliki gugus sel untuk menunjukkan laju dan waktu ketika semua otot sel berkontraksi (Campbell et al., 2011).
Bagian-bagian jantung secara normal berdenyut dengan urutan teratur yaitu kontraksi atrium (sistolik turun) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistolik ventrikel), dan selama diastolik semua empat rongga jantungdalam keadaan relaksasi. Denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang khusus dan juga menhyebar melalui sistem ini kesemua bagian miokardium (Ganong, 2003). Kisaran normal pulsus beberapa hewan ternak dapat diamati pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Kisaran normal pulsus ternak
Spesies
Kisaran Pulsus (Kali per menit)
Kuda
23-70
Kelinci
123-304
Kambing
70-135
Sapi
60-70
Domba
60-120
Sumber: Andriani, 2010
C.      Temperatur (Suhu)
Temperatur Rektal Temperatur rektal merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan pelepas panas tubuh. Cara mengukur temperatur rektal adalah dengan memasukkan termometer rektal ke dalam rektum. Faktor yang mempengaruhi temperatur rektal adalah bangsa ternak, aktivitas ternak, kondisi kesehatan dan kondisi lingkungan ternak (Frandson, 1996). Tingginya intensitas matahari diwilayah Indonesia menyebabkan suhu udara meningkat, akubatnya hewan ternak yang dipelihara akan terkena cekaman panas. Cekaman panas ditandai dengan meningkatnya denyut jantung yang akan berpengaruh negatif terhadap proses faali (Utomo, 2009).
Thermoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan sehingga tubuh tidak mengalami perubahan suhu yang terlalu besar. Mekanisme thermoregulasi yang dilakukan hewan ialah mengatur keseimbangan antar perolehan dan kehilangan panas. Suhu tubuh yang konstan diperlukan karena perubahan suhu dapat mempengaruhi konformasi protein dan aktivitas enzim yang menyebabkan aktivitas sel pun akan terganggu (Isnaeni, 2006). Kisaran normal temperatur rektal beberapa hewan ternak dapat diamati pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kisaran normal temperatur rektal ternak
Spesies
Kisaran Temperatur Rektal (oC)
Kelinci
38-40,1
Kambing
38,5-40
Sapi Perah
38-39
Sapi Potong
36,7-39,1
Ayam
40,6-43
Sumber: Frandson, 1996










III.             METODOLOGI
A.      Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan ternak ini adalah thermometer rektal, stetoskop, counter, dan arloji. Bahan yang digunakan adalah ternak sapi betina.
B.       Metode
1.        Respirasi
Respirasi pada sapi betina dilakukan dengan cara medekatkan punggung tangan ke hidung ternak, sehingga akan terasa hembusan nafasnya. Pemeriksaan dilakukan selama 1 menit.
2.        Pulsus
Pulsus pada sapi betina dilakukan dengan cara meraba bagian pangkal ekor sehingga terasa denyutan arteri caudalis-nya. Pemeriksaan dilakukan selama 1 menit.
3.        Temperatur rektal
Temperatur rektal dilakukan dengan cara skala termometer dinolkan dengan cara dikibas-kibaskan dengan hati-hati. Termometer dimasukkan kedalam rektum probandus (1/3 bagian). Pemeriksaan dilakukan selama 1 menit.



IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Identitas Ternak
Tabel 4. Identitas Ternak
Jenis Ternak
Sapi
Bangsa
FH (Friesian Holstain)
Jenis Kelamin
Betina
Umur
2 Tahun
Sumber: Hasil Praktikum, 2018
B.       Respirasi
Hasil dari praktikum adalah respirasi pada ternak 30 hembusan per menit. Berdasarkan literatur menurut Frandson (1996) bahwa respirasi pada sapi normal berada di kisaran 24-42 per menit sehingga dapat dikatakan bahwa sapi memiliki respirasi yang normal.
C.      Pulsus
Hasil dari praktikum adalah Palsus pada ternak 84 denyutan per menit dan detak jantung sebanyak 40 detakan per menit. Berdasarkan literatur menurut Andriani (2010) bahwa Pulsus pada sapi normal berada di kisaran 60-70 per menit sehingga dapat dikatakan bahwa sapi berada dalam kondisi tidak normal. Hal ini diduga disebabkan karena ternak mengalami takut dan stress ketika sedang diperiksa serta merasa asing terhadap pemeriksa.
D.      Temperatur rektal
Hasil dari praktikumadalah temperatur (suhu) pada ternak adalah 39 oC. Berdasarkan literatur menurut Frandson (1996) bahwa temperatur (suhu) normal pada sapi berada di kisaran 38-39oC sehingga dapat dikatakan bahwa sapi memiliki suhu tubuh yang normal.



V.                SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, dapat diketahui data pemeriksaan ternak antara lain sebagai berikut:
a.         Ternak yang diidentifikasi/dilakukan pemeriksaan adalah sapi betina jenis FH (Friesian Holstain) umur 2 tahun.
b.        Respirasi pada ternak sapi adalah 30 per menit
c.         Palsus pada ternak sapi adalah 1) detak jantung: 40 per menit, 2) denyut nadi: 84 per menit.
d.        Temperatur (suhu) pada ternak adalah 39 oC
e.         Berdasarkan literatur dan hasil pemeriksaan di atas dapat disimpulkan bahwa ternak sapi betina FH dalam kondisi sehat/normal namun dengan palsus yang melebihi standar normal diduga karena merasa takut/terkejut/stress ketika sedang diperiksa.  



DAFTAR PUSTAKA
Andriani, L., E. Hernawan, K.A. Kamil, dan A. Mushawwir. 2010. Fisiologi
Ternak. Widya Padjadjaran. Bandung.
Campbell, N. A., and J.B Reece. 2002. Biologi Edisi Delapan. Pearson Education, Inc. Benjamin cumming.USA
Frandson, R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta
Ganong, William F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke 20. Terjemahan dari : Review of Medical Physiologi. 20th. Oleh : Djauhari Widjajakusumah. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Ilma, Meta Oktarika. Kustono. Widyantoro. 2007. Status Faali dan Profil Darah Domba Lokal Jantan Yang Diberi Pakan Substitusi Tepung Limbah Udang Fermentasi. Vol 31(4) : 3
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan Kanisius. Yogyakarta
Schmidt, K. and Nielsen. 1997. Animal Physiology 5th edition. Cambridge University Press. Cambridge
Siregar, S. B. 1982. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Penggunaan
Makanan , Status Faali dan Pertumbuhan Kambing dan Domba
Lokal, Tesis Pascasarjana Peternakan. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Utomo, B. D.P Miranti . G.C. Intan. 2009. Kajian Termoregulasi Sapi Perah
Periode Laktasi Dengan Peningkatan Kualitas Pakan. Vol 1(1): 2
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment

Kelembagaan Petani

1.         Kelembagaan petani dancakupanya (Permentan NO. 67 Tahun 2016) A.     Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkemba...